Aku pernah merasa ge-er ketika membaca twit seseorang. Seperti
pepatah dalam twitter: Nyindir satu orang, yang kesindir semua orang. Ngode
satu orang yang merasa di kode ada banyak. Begitulah aku.
Aku pernah merasa takut untuk menaruh harapan; aku hanya
takut sakit jika terjatuh
Aku pernah merasakan rasanya-dapat-sms-ucapan-selamat-tidur
dan itu selalu membuatku senyum-senyum
sebelum terlelap
Aku pernah merasakan bahagia saat stalk akunmu. Namun,
ketahuilah stalk akan berakhir bahagia jika kau stalk seseorang yang juga
memiliki rasa yang sama terhadapmu. Selain itu; menyakitkan.
Ya, aku pernah menaruh harapan pada kamu; ber-ekspektasi
terlalu tinggi.
Aku pernah merasa cemas ketika seseorang tidak memberi
kabar; walaupun aku tahu aku bukan siapa-siapanya.
Aku pernah merasa khawatir harapanku terlalu tinggi dan aku
akan terjatuh; seseorang itu pergi misalnya.
Aku pernah merasa kecewa ketika tahu bahwa kau hanya
menarik-ulur perasaan
Namun, kemudian aku pernah merasakan bagaimana rasanya duduk
berdua dan berbicara mengenai ini-itu dengan orang yang kita suka;
Membahagiakan.
Aku pernah merasa sedih ketika dia benar-benar menghilang,
tanpa satu alasan apapun
Dan aku pernah merasa terpuruk ketika ketakutanku menjadi
nyata; harapanku hanya diterbangkan untuk dijatuhkan. Seseorang itu memilih kebahagiaannya sendiri;
dia memilih yang lain sebagai rumahnya.
Aku pernah menaruh harapan, berekspektasi dan kemudian
terjatuh. Aku pernah merasakannya. Sungguh, rasanya menyedihkan.
Kini, aku ingin berhati-hati dalam menaruh harapan dan
bere-ekspektasi
Kini, aku ingin semua orang tahu bahwa perasaan bukan
layangan yang bisa ditarik ulur dan aku bukanlah boneka untuk dimainkan lalu
ditinggalkan.
Pengalaman memang guru terbaik. Termasuk masa lalu.
Btw, thankyou for the lesson. I am trying hard to move on
and open my heart carefully #ciyegituuu #sokiyee
0 komentar:
Post a Comment