Friday, June 14, 2013

Aku Pernah

Diposkan oleh A L I N di 5:08 AM

Aku pernah merasa ge-er ketika membaca twit seseorang. Seperti pepatah dalam twitter: Nyindir satu orang, yang kesindir semua orang. Ngode satu orang yang merasa di kode ada banyak. Begitulah aku.


Aku pernah merasa takut untuk menaruh harapan; aku hanya takut sakit jika terjatuh

Aku pernah merasakan rasanya-dapat-sms-ucapan-selamat-tidur dan itu selalu membuatku  senyum-senyum sebelum terlelap

Aku pernah merasakan bahagia saat stalk akunmu. Namun, ketahuilah stalk akan berakhir bahagia jika kau stalk seseorang yang juga memiliki rasa yang sama terhadapmu. Selain itu; menyakitkan.

Ya, aku pernah menaruh harapan pada kamu; ber-ekspektasi terlalu tinggi.

Aku pernah merasa cemas ketika seseorang tidak memberi kabar; walaupun aku tahu aku bukan siapa-siapanya. 

Aku pernah merasa khawatir harapanku terlalu tinggi dan aku akan terjatuh; seseorang itu pergi misalnya.

Aku pernah merasa kecewa ketika tahu bahwa kau hanya menarik-ulur perasaan

Namun, kemudian aku pernah merasakan bagaimana rasanya duduk berdua dan berbicara mengenai ini-itu dengan orang yang kita suka; Membahagiakan.

Aku pernah merasa sedih ketika dia benar-benar menghilang, tanpa satu alasan apapun

Dan aku pernah merasa terpuruk ketika ketakutanku menjadi nyata; harapanku hanya diterbangkan untuk dijatuhkan.  Seseorang itu memilih kebahagiaannya sendiri; dia memilih yang lain sebagai rumahnya.

Aku pernah menaruh harapan, berekspektasi dan kemudian terjatuh. Aku pernah merasakannya. Sungguh, rasanya menyedihkan.  

Kini, aku ingin berhati-hati dalam menaruh harapan dan bere-ekspektasi

Kini, aku ingin semua orang tahu bahwa perasaan bukan layangan yang bisa ditarik ulur dan aku bukanlah boneka untuk dimainkan lalu ditinggalkan.

Pengalaman memang guru terbaik. Termasuk masa lalu.
Btw, thankyou for the lesson. I am trying hard to move on and open my heart carefully #ciyegituuu #sokiyee

0 komentar:

Post a Comment

 

S U M M E R Template by Ipietoon Blogger Template | Privacy Policy | Contact Us | Punya Adek